“Dagangan mbah cuma ada ini (sambil menunjuk sayur), tiap ikat Rp1.000, tapi ya sering sisa”, ungkap Mbah Buati (98 tahun).
Di usianya yang hampir mendekati 100 tahun, Mbah Buati harus menjalani hari-harinya dengan berjualan sayur yang sering tak habis, dan berjalan cukup jauh untuk tubuhnya yang renta, dari rumah ke pasar tempatnya berjualan.
Mbah Buati tinggal di Desa Sumbersari, Bondowoso, Jawa Timur sendirian saja. Suaminya sudah lama meninggal, dan anaknya yang menderita gangguan jiwa sudah pergi entah kemana. Ia sudah berusaha mencarinya, namun hasilnya nihil.
Kini ia bertahan hidup dengan membeli sayur dari kebun tetangganya dengan harga Rp500. Ia pergi ke kebun, memetik sayur, membersihkannya, baru kemudian ia berjalan jauh ke pasar untuk bisa menjualnya.
Sayur yang laku tiap harinya tak banyak. Bila laku semua, biasanya Mbah akan dapat Rp10.000. Sering ia harus membawa pulang sayur, atau memberikannya secara gratis pada orang lain.
“Kalau sudah siang (dan nggak laku), mbah kadang kasi ke orang gratis, daripada sayurnya layu, jelek, mubadzir”, ungkapnya lirih.
Bukan perkara mudah bagi tubuhnya yang sudah 98 tahun. Matanya kini sudah rabun, ia harus berjalan tertatih menggunakan tongkat, dan pernah tertabrak motor hingga terluka parah.
Sehari-hari, Mbah Buati sering hanya makan nasi, kadang ia memasak sayur yang tumbuh liar di sekitar rumahnya. Bahkan Mbah Buati juga memakan nasi kerak gosong yang menempel di dasar panci.
“Sayang kalau dibuang nak, mbah sudah nggak punya uang untuk makan. Apa yang ada ya harus dimakan, gak boleh dibuang-buang”, terang Mbah Buati, sambil memakan nasi keraknya.
Jika masih ada sisa nasi, maka ia akan menyimpannya untuk dimakan nanti. Bahkan ketika nasi itu sudah mulai busuk dan tak layak dimakan, Mbah Buati akan tetap memakannya demi bisa bertahan hidup.
#OrangBaik, mari salurkan bantuan terbaik untuk Mbah Buati agar ia bisa hidup lebih layak di masa tua. Bantu lansia sebatang kara yang berjuang hidup memeras sisa tenaga dengan cara:
Belum ada donasi untuk penggalangan dana ini
Menanti doa-doa orang baik