“Di sekolah aku suka diejek sama temen karena orang tuaku berbeda dengan orang tua mereka. Sakit kak denger ejekan mereka, tapi ngelawan juga gak ada gunanya. Aku cuma berdoa semoga orang tuaku sehat dan bisa nemenin aku sampai sukses nanti,” Adit (10th)
Umur Adit memang baru 10 tahun tapi perjuangannya untuk orang tua sangat tidak terhitung. Setiap pulang sekolah dia tidak bermain atau istirahat seperti yang lain. Adit langsung berjualan cemilan keliling desa.
Adit baru pulang menjelang magrib. Kaosnya pasti bersimbah keringat setiap pulang jualan. Hebatnya ia tidak mengeluh sama sekali. Ia langsung memberikan uang hasil jualan yang tak pernah lebih dari Rp20.000 ke ibunya.
Kedua orang tua Adit memiliki keterbatasan sejak lahir, ayahnya memiliki tangan dan kaki yang beda dari orang-orang pada umumnya. Sedangkan ibunya seorang penyandang tunanetra.
“Hasil jualanku gak banyak, kak, tapi aku gak mau nyalahin keadaan. Aku bisa melihat dan berjalan normal saja sudah rezeki yang sangat besar dari Tuhan. Aku tahu betul gimana sulitnya keseharian ayah dan ibu sebagai penyandang difabel,” ucap Adit.
Jika sedang tidak belanja cemilan, ayah Adit pun biasanya ikut berjualan dengan Adit. Beliau khawatir akan keselamatan anaknya, meski Adit sudah beberapa kali meyakinkan kalau dia tidak akan kenapa-napa.
#OrangBaik, di umur yang baru 10 tahun Adit sudah jadi tulang punggung keluarganya. Yuk, bantu adik kita bisa fokus menuntut ilmu dan keluarganya bisa hidup lebih layak dengan cara: