“Mbah kadang kepikiran kapan tiba waktunya nyusul suami dan anak ke surganya Allah? Mbah sudah tua, sering sakit-sakitan gak begitu kuat kerja yang berat. Kalaupun gak kerja nanti makan apa?”
Menikmati masa tua dengan ketenangan adalah harapan semua lansia. Namun tidak semua hari-hari tenang dan penuh kedamaian itu dapat dirasakan oleh semua lansia, kenyataannya masih banyak lansia yang berjibaku sendiri untuk menyambung hidup..
Mbah Hatija misalnya.
Lansia 76 tahun ini sehari-hari berjualan makanan ringan yang menggunakan tali rafia yang digantung dari pohon ke pohon. Penghasilan yang mbah dapat pun juga tidak seberapa, kadang Rp 20.000 kadang jika beruntung bisa bawa pulang Rp 30.000.
“Penghasilan mbah tak menentu, ya kadang cukup, kadang gak cukup, kadang modal jualan yang diambil untuk kebutuhan makan sehari-hari”, ungkap Mbah Hatija.
Banyak tempat yang Mbah Hatija hampiri untuk mencari pundi-pundi rupiah, mulai dari gang gang kecil, jalanan besar hingga yang sekarang ini adalah pinggir jalan. Mbah berharap jika berjualan di pinggir jalan, pembelinya akan banyak namun sayang…
Sering kali dagangan Mbah Hatija kurang diminati oleh para pejalan kaki yang lewat karena dagangannya yang tidak bervariasi dan kurang elok dipandang dengan mata.
Di hari-hari tua seperti ini tidak ada keluarga yang membantu Mbah Hatija. Suami dan anaknya telah lama meninggal dunia sehingga semuanya mbah perjuangan seorang diri.
Kehidupannya bertambah miris karena tempat tinggal yang mbah tempati saat ini milik orang lain yang bisa saja sewaktu-waktu diusir oleh pemilik! Untuk perihal makan pun serba kekurangan, mbah kadang hanya makan dengan nasi saja tanpa lauk.
Sahabat, mari bersama-sama bantu Mbah Hatija agar kehidupannya tak lagi merana. Jika bukan kita yang mengulurkan tangan, siapa lagi? Mbah tidak punya orang terdekat yang bisa merawatnya. Kamu bisa bantu dengan cara:
Terima kasih Sahabat