Wajahnya basah penuh keringat, langkahnya mulai terpincang-pincang akibat terlalu jauh berjalan. Habib (7) seorang bocah kelas 1 SD berjuang jualan ubi kukus setiap pulang sekolah demi membantu ibunya. Sedangkan Ayah habib sudah meninggal akibat sakit keras sejak Habib baru berumur 1 tahun.
Setiap pagi Dek Habib berangkat ke sekolah dengan sepatu kebesaran yang sudah bolong ujungnya, keranjang ubi, serta kantong plastik tempat buku-bukunya. Penampilannya ini seringkali jadi bahan ejekan di sekolah tapi Habib berusaha untuk tetap kuat.
“Namanya anak-anak kalau diledek terus-terusan pasti dia gak kuat juga. Pernah Habib pagi-pagi nangis karena gak mau sekolah, akibat malu jadi bahan ejekan terus. Tapi saya kuatin dia, saya ingetin kalau ayahnya masih hidup pasti almarhum kecewa liat Habib gak mau sekolah,” ucap ibu Habib.
Setiap pulang sekolah Dek Habib tak bisa langsung pulang dan beristirahat. Ia lanjut jualan keliling kampung. Pilu melihat Habib jalannya pincang akibat jalan jauh dan menggunakan sepatu yang bukan ukurannya. Kakinya penuh lecet dan pegal tapi Habib tak berhenti berjalan demi bisa beli sepatu dan tas yang ia impikan.
Jika sudah lelah berjalan, Habib mulai menawarkan dagangannya di depan minimarket. Tak lupa ia sesekali membuka buku tulisnya, mengulang pelajaran yang baru diajarkan di sekolah.
Habib menjual ubinya seharga 2 ribu/3 buah ubi. Sungguh tak sebanding dengan kerja kerasnya jalan lebih dari 10 km sehari. Serta keringat sang ibu yang setiap hari pergi ke kebun mengambil ubi-ubi sisa panen…
Habib dan ibunya tinggal di sebuah gubuk kayu yang sangat memprihatinkan. Dindingnya sudah bolong, atapnya pun sudah banyak yang bocor. Namun karena himpitan ekonomi sang ibu sampai saat ini belum bisa perbaiki tempat tinggal mereka.
Untuk membayar uang sekolah pun ibu Habib seringkali harus minjam ke orang-orang terdekat karena hasil berkebun dan jualan ubi cuma cukup untuk kebutuhan sehari-sehari…
#OrangBaik, sungguh berat perjuangan Dek Habib hanya demi punya sepatu dan tas sekolah baru. Mari ulurkan kasih sayang kita untuk melayakkan hidup anak yatim ini dan ibunya dengan cara: