“Saya pernah disuruh ngemis akibat kondisi saya yang cacat sejak lahir gini. Tapi buat saya, walaupun kondisi terbatas, saya nggak boleh nyerah gitu aja.” - Mbah Templek (Lansia tunanetra penjual kerupuk)
Kemarin saya bertemu dengan kakek paruh baya. Beliau menawarkan kerupuk dan cemilan yang beliau jual.
Harganya tidak mahal, hanya 1000 rupiah. Mungkin dibanding dengan harga kerupuk, harga parkir di jalan bisa saja lebih besar.
65 tahun hidup dengan kondisi tunanetra tentu tak mudah bagi Mbah Templek. Selain orang tua yang telah meninggal, Mbah juga tak memiliki istri atau anak. Sebatang kara beliau berusaha bertahan hidup dengan menjual kerupuk.
Sayangnya, niatnya untuk terus berjualan tidak berjalan mulus. Cuaca yang seringkali hujan membuat kerupuk Mbah seringkali rusak terkena air.
“Kalau hujan Mbah ini nggak bisa lari nak. Ya gimana, selain udah tua, Mbah kan juga tunanetra. Mau lari nggak bisa, kalau nggak lari resikonya ya gini kerupuk rusak jadi gak bisa dijual” - ucap Mbah Templek.
Pernah beberapa kali Mbah juga disuruh mengemis oleh orang lain, katanya dengan kondisi seperti itu mana mungkin beliau bisa bekerja.
#OrangBaik yuk bantu Mbah Templek hidup layak dengan mencukupi kebutuhan makan serta harian beliau dengan cara:
Terima Kasih Orang Baik!
Donasi dari galang dana ini juga akan digunakan untuk penerima manfaat dengan kondisi dan keadaan serupa lainnya di bawah naungan Yayasan Dana Sosial Al - Falah Jember.
Menanti doa-doa orang baik